Marhaban ya ramadhan
Alhamdulilah.. terima kasih atas kesempatan yang engkau
berikan Tuhan. Terima kasih atas ramadhan yang hadir di tengah-tengah hijrah kami, bersyukur atas segala kekuatan dan curahan rahmat hingga kau
kuatkan niatku menyingsing ramadhan ini.
Detik-detik malam terakhir ramadhan ini, aku bersyukur. Aku
masih bisa menjaganya. Menjaga segala rasa yang menyesakkan dada ini.
Kini ku
hanya mampu menitiplkan cerita pada jarak antara aku dan dia. Cerita yang kini
tak dapat kami jalani bersama. Aku menitipkan rindu yang mengalir deras dan
bermuara kepadanya. Kini hanya pada waktu, aku bisa menitipkan cinta. Cinta
yang ku titipkan padaMu kuharap selalu dia rasakan, hingga tiba saatnya nanti
kami bersama.
Aku tak mampu melihatnya, tak mampu memberikan kabar hariku
kepadanya. Bukan karena ku tak memiliki rasa, namun karena ku ingin menjaga
rasa. Aku menghormatimu sama seperti sebelumnya. Aku menghormati keputusanku
karenaNya. Sulit bagiku untuk tidak menyebut mu dalam doaku. Kau yang pernah
merajut mimpi denganku. Masih seperti yang dulu, masih slalu ku panjatkan doa
yang dulu pernah ku aminkan sebagai makmummu. Kalaupun akhiirnya tak sesuai
dengan harapan, yang mampu ku ucapkan adalah “Alhamdulilah” untuk semuanya ya
allah
kali ini ku bersama ramadhan ingin merajut benang-benang iman diri
berharap ramadhan berikutnya ku dapat menjalaninya bersama imamku kelak
Ya rabbana.. teguhkan lah niatku di atas iman mu, penuhi jalanku atas cintaku padaMu
ya allah ya al maalikul.. berharap keputusanku bisa membuat kami lebih khusyuk kepadaMu, kalaupun atas keputusanku itu, hilang peluangku untuk bersamanya, hilangkan lah rasaku karena ku lakukan semuanya karenaMu. karena ku lebih takut kehilangan cinta akan hadirMu. tak mengapa jika ku tak bersama dia. asalkan karena Dia. karenaMu. ku berharap dia mengerti keputusanku.
Ya rahman.. Ya rahim... lapangkan lah rezeki untuk kami.. berkati kami.. mudahkan lah jalan kami jika memang dia untukku. dan mudahkan lah jalannya menjemput jodohnya walaupun bukan aku.